Perbedaan Model Problem Based Learning dan Model Kooperatif Ditinjau dari Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Abstract
Kemampuan seseorang dalam memaknai suatu konsep pengetahuan satu dengan yang lain berbeda-beda, tergantung pada kemampuannya dalam menalar. Dalam pembelajaran matematika, kemampuan penalaran merupakan salah satu kompetensi yang menjadi tujuan. Perbedaan penalaran seseorang dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam memecahkan masalah non-rutin. Hasil observasi awal, terlihat bahwa siswa masih cenderung menyelesaikan masalah berdasarkan contoh solusi yang diberikan oleh guru, ketika diberikan masalah yang menuntut pengembangan ide, siswa mengalami kesulitan. Lemahnya siswa dalam mengembangkan ide dapat terjadi karena kurangnya pelatihan yang diberikan kepada siswa dalam mengembangkan kemampuan penalaran terhadap materi yang dipelajari. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan kedua model pembelajaran ditinjau dari kemampuan penalaran matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan memberikan perlakuan yang berbeda terhadap dua kelompok sampel penelitian. Data yang dikumpulkan terdiri atas dua data, yaitu data hasil pretes kemampuan penalaran yang kemudian dijadikan dasar penggolongan siswa berupa kemampuan awal matematika serta data hasil postes kemampuan penalaran yang akan digunakan untuk melihat perbedaan kemampuan penalaran matematis siswa. Adapun analisis data yang dilakukan menggunakan ANAVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kemampuan penalaran matematis siswa tetapi tidak terdapat interaksi antara kemampuan awal matematis siswa melalui model-model kemampuan penalaran matematis siswa.
Downloads
References
Cassidy, S. (2004). Learning styles: An overview of theories, models, and measures. Educational Psychology, 24(4), 419–444.
Dalgarno, B. (2014). Polysynchronus learning: A model for student interaction and engagement. In Rhetoric and reality: Critical perspectives on educational technology. Ascilite Dunedin.
Dillenbourg, Baker, M., Blaye, A., & O’malley, C. (1996). The evolution of research on collaborative learning. In Learning in Humans and Machine: Towards an interdisciplinary learning science. Elsevier.
Ehlert, M. (2004). An evaluation of Problem Based Learning: Application in an Undergraduated Supply Chain Management Course. Northwestern University.
Hamidah, Sidek, J., Sarina, Noor, M., & Josuff, K. (2009). The social imteraction learning styles of science and social science students. Asian Social Science Journal, 5(7), 58–64.
Hossain, M. A., Tarmizi, R. A., & Ayub, A. F. M. (2012). Collaborative and Cooperative Learning in Malaysian Mathematics Education. Journal on Mathematics Education, 3(2), 103–114.
John-Steiner, V., & Mahn, H. (1996). Sociocultural approaches to learning and development: A Vygotskian framework. Educational Psychologist, 31(4), 191–206.
Kent, L. B. (2014). Students thinking and the depth of the mathematics curriculum. Journal of Education and Learning, 3(4), 90–95.
Loima, J., & Vibulphol, J. (2014). Internal interest or external performing? A qualitative study on motivation and learning og 9th graders in Thailand basic education`. Journal of Education and Learning, 3(3), 194–203.
Napitupulu, E. E. (2008). Mengembangkan kemampuan menalar dan memecahkan masalah melalui pembelajaran berbasis masalah (PMB). Jurnal Pendidikan Matematika PARADIGMA, 1(1).
Napitupulu, E., Suryadi, D., & Kusumah, Y. S. (2016). Cultivating upper secondary students mathemativcal reasoning ability and attitude towards mathematics through problem-based learning. Journal on Mathematics Education, 7(2), 117–128.
Onen, E. (2015). Connections between modes of thinking and learning approaches: Implications for education and research. Journal of Education and Learning, 4(1), 84–96.
Patel, N. V. (2003). A holistic approach to learning and teaching interaction: Factors in the development of critical learners. The International Journal of Educational Management, 17(6/7), 272–284.
Ratnaningsih, N. (2017). The analysis of mathematical creative thinking skills and self-efficacy of hih students built through implementation of problem based learning and discovery learning. Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia, 2(2), 42–45.
Ross, R., Hills, J., Baird, J., Fensham, P. J., Gunstone, R. F., & White, R. T. (1988). Enhancing teaching expertise: A case study of the process of change. Research in Science Education, 18, 64–70.
Setiawan, Saragih, S., & Siagian, P. (2012). Pengaruh pendekatan pembelajaran dan locus of control terhadap kemampuan penalaran matematika SMP. Jurnal Pendidikan Matematika, 5(2), 151–165.
Siregar, N., Armanto, D., & Saragih, S. (2012). Penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan pemahaman konsep dan pengetahuan prosedural matematika siswa SMP. Jurnal Pendidikan Matematika, 5(2), 137–150.
Slavin, R. E. (2005). Cooperative learning: Teori, riset dan praktik. Nusa Media.
Stylianides, G. J., & Silver, E. A. (2009). Reasoning and proving in school mathematics: A case of pattern identification. In Teaching and learning proof across the grades: A K-16 perspective. Routledge.
Sudewi, N. L., Subagia, I. W., & Tika, I. N. (2014). Studi komparasi penggunaan model pembelajaran problem-based learning dan kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar berdasarkan taksonomi Bloom. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4.
Supriatna, R., & Afriansyah, E. A. (2018). Kemampuan pemahaman matematis peserta didik melalui cooperative learning tipe pair checks vs problem-based learning. Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia, 3(1), 1–6.
Susanti, E. (2012, November 10). Meningkatkan penalaran siswa melalui koneksi matematika. Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika.
Syahputra, E. (2016). Statistika terapan untuk quasi dan pure experiment di bidang pendidikan, biologi, pertanian. UNIMED Press.
Tan, S. (2012). Merawat Keberagaman. Kippas.
Thubany, S. H. (2013). Pengaruh pendidikan terhadap kehidupan keluarga. Sosiologi Refleksi, 8(1), 237–267.
Vrasidas, C. (2000). Constructivism versus objectivism: Implications for interaction, course design, and evaluation in distance education. International Journal of Educational Telecomunications, 6(4), 339–362.
Copyright (c) 2022 JURNAL PENDIDIKAN MIPA
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
- Seluruh materi yang terdapat dalam situs ini dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi situs web ini untuk keperluan komersil tanpa persetujuan dewan penyunting jurnal ini.
- Apabila anda menemukan satu atau beberapa artikel yang terdapat dalam Jurnal Pendidikan MIPA yang melanggar atau berpotensi melanggar hak cipta yang anda miliki, silahkan laporkan kepada kami, melalui email pada Principle Contact.
- Aspek legal formal terhadap akses setiap informasi dan artikel yang tercantum dalam situs jurnal ini mengacu pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0).
- Semua Informasi yang terdapat di Jurnal Pendidikan MIPA bersifat akademik. Jurnal Pendidikan MIPA tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang terjadi karana penyalah gunaan informasi dari situs ini.